salah satu pesilat

salah satu pesilat
salah satu pesilat

gambar pesilat

gambar pesilat

pesilat

pesilat

pesilat

pesilat

LAMBANG COMUNITY PELAJAR PENCAK SILAT

LAMBANG COMUNITY PELAJAR PENCAK SILAT
Maaf, halaman yang Anda cari di blog ini tidak ada.
Maaf, halaman yang Anda cari di blog ini tidak ada.

IPSI

Sebelum menjelaskan raksa budi saya akan kami akan menjelaskan tentang IPSI

IPSI singkatan dari (IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA)

Makna Lambang IPSI

LOGO IPSI

Warna Kuning : berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin
dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa

Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan
membentuk manusia Pancasila sejati

Sayap Garuda berwarna

Kuning berototkan merah : berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal
berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti
IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu membangun negara

Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri
kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan,
persaudaraan dan kegotong royongan

Ikatan pita berwarna merah

Putih : bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak
Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa
berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.

Gambar tangan putih

di dalam Dasar hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian
nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap.


Sejarah Ikatan Pencak Silat Indonesia

Sejarah Ikatan Pencak Silat Indonesia

Sejarah dan perkembangannya

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.

Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.

Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.

A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.

Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.

B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.

D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.

Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.

Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :

Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Aspek dalam pencak silat

Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian

Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.

Pencak Silat sebagai seni

Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.

Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.dari ujang solok

Pencak Silat sebagai olahraga umum

Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.

Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi :

  • Olahraga rekreasi
  • Olahraga prestasi
  • Olahraga massal


Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :

  • 1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
  • 2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
  • 3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
  • 4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
  • 5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
  • 6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).

Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)

Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.

Program pembinaan Pencak Silat

Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820 perguruan/aliran.

Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.

Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :

  • 1. Jalur pembinaan seni
  • 2. Jalur pembinaan olahraga
  • 3. Jalur pembinaan bela diri
  • 4. Jalur pembinaan kebatinan

Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.

teknik dasar

Teknik Dasar Dan Istilah Pencak Silat

Author: Gudang Tips Dan Ilmu Pengetahuan // Category:

D. TANGKISAN
1. Tangkisan Tepis
Yakni tangkisan dengan menggunakan satu atau kedua telapak dalam tangan terbuka, arah gerakan dari dalam ke luar dan atas ke bawah.

2. Tangkisan Gedik
Yakni tangkisan dengan menggunakan satu lengan bawah dalam dengan posisi tangan mengepal, dengan lintasan dari atas ke bawah.

3. Tangkisan Kelit
Yakni tangkisan yang menggunakan satu lengan dengan telapak tangan (luar) terbuka, dan arah gerakan dari dalam ke luar atau sebaliknya

4. Tangkisan Siku
Yakni tangkisan yang menggunakan siku, dengan lintasan dari luar ke dalam.

5. Tangkisan Jepit Atas
Yakni tangkisan yang menggunakan kedua lengan yang menyilang (sudut persilangan lengan), arahnya dari atas ke bawah dan sebaliknya.

6. Tangkisan Jepit Bawah
Uraiannya sama dengan tangkisan jepit atas, hanya saja posisi tangan mengepal.

7. Tangkisan Potong
Yakni tangkisan yang menggunakan satu tangan dan lengan digerakkan ke samping bawah seperti gerakan memotong dengan kenaannya lengah bawah luar, dengan posisi tangan terbuka.

8. Tangkisan Sangga
Yakni tangkisan yang menggunakan satu lengan yang membentuk siku-siku dengan kenaannya lengan bawah luar dan gerakannya dari bawah ke atas, dengan posisi tangan mengepal.

9. Tangkisan Galang
Yakni tangkisan yang menggunakan lengah bawah dalam yang tegak lurus dengan tangan mengepal yang digerakkan ke samping dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar.

10. Tangkisan Kepruk
Yakni tangkisan yang menggunakan kedua tangan mengepal dan tengan berbentuk siku-siku yang digerakkan ke bawah dengan kenaannya punggung kepalan tangan.

11. Tangkisan Kibas
Yakni tangkisan yang menggunakan kaki dan tungkai yang dikibaskan ke atau dari samping dengan kenaannya telapak kaki.

12. Tangkisan Lutut
Yakni tangkisan yang menggunakan gerakan lutut setinggi pinggang, dengan lintasannya dari dalam ke luar.

E. ELAKAN
Elakan yakni teknik hindaran yang dilakukan dengan memindahkan salah satu kaki (ke belakang atau ke samping) untuk mengubah posisi tubuh.

F. EGOSAN
Egosan, yakni teknik hindaran yang dilakukan dengan memindahkan kedua belah kaki untuk mengubah posisi tubuh. Baik ke samping maupun ke belakang.

G. KELITAN
Kelitan, yakni teknik hindaran tanpa memindahkan posisi kaki. Atau menghindar dengan hanya mengelitkan badan agar tidak terkena serangan lawan.

H. SERANGAN
1. Serangan Tangan
a. Pukulan Depan
Yakni pukulan yang lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas, tengah dan bawah.

b. Pukulan Samping
Yakni pukulan yang lintasannya ke arah samping badan, posisi tangan mengepal.

c. Pukulan Sangkol
Yakni pukulan yang lintasannya dari bawah ke atas dengan kenaannya kepalan tangan terbalik ke sasaran kemaluan, ulu hati dan dagu.

d. Pukulan Lingkar
Yakni pukulan yang lintasannya melingkar dari luar ke dalam, titik sasarannya rahang dan rusuk. Posisi salah satu telapak tangan mengepal menghadap ke bawah dengan kenaan seluruh buku-buku jari.

e. Tebasan
Yakni serangan dengan menggunakan satu atau dua telapak tangan terbuka dengan kenaannya sisi telapak tangan luar, lintasan dari luar ke dalam atau dari atas ke bawah dengan sasaran muka, leher, bahu dan pinggang

f. Tebangan
Yakni serangan yang menggunakan satu atau dua telapak tangan terberbuka dengan kenaannya sisi telapak tangan dalam, lintasannya darl dalam ke luar atau darl tuar ke dalam dengan sasaran leher.

g. Sangga
Yakni serangan dengan dengan satu atau dua telapak tangan terbuka dengan kenaannya pangkal telapak tangan dalam, lintasannya dari bawah ke atas dengan sasaran dagu dan hidung.

h. Tamparan
Yakni serangan dengan menggunakan telapak tangan dalam yang ke lima jari tangannya merapat satu dengan lainnya, lintasannya dari luar ke dalam dengan sasaran telinga.

i. Kepret
Yakni serangan dengan menggunakan telapak tangan luar yang ke lima jari tangannya merapat satu dengan lainnya, lintasannya dari dalam ke luar atau bawah ke atas dengan sasaran muka dan kemaluan.

j. Tusukan
Yakni serangan dengan menggunakan jari tangan, dengan posisi jari merapat, arahnya lurus ke depan dengan sasaran mata dan tenggorokan.

k. Totokan
Yakni serangan dengan menggunakan tangan setengah menggenggam yang kenaannya ruas ke dua dari buku jari-jari, arahnya lurus ke depan dengan sasaran mata dan tenggorokan.

l. Patukan
Yakni serangan dengan menggunakan lima jan tangan yang menguncup (teknisnya sedikit ditarik ke belakang) dengan sasaran mata.

m. Cengkeraman
Yakni serangan yang menggunakan kelima jari tangan memcengkeram dengan lintasan luar ke dalam atau ke segala arah, sasarannya muka dan kemaluan.

n. Gentusan
Yakni serangan yang menggunakan sisi tengan bagian dalam dengan posisi telapak tangan mengepal, dengan sasaran leher dan pelipis.

o. Sikuan
Yakni serangan yang menggunakan siku tangan dengan lintasannya ke atas, bawah, depan, samping dan belakang.

p. Dobrakan
Yakni serangan yang menggunakan ke dua telapak tangan terbuka dengan sasaran dada

2. Serangan Kaki
a. Tendangan Lurus
Yakni tendangan yang lintasannya ke depan kenaannya pangkal jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran kemaluan, ulu hati dan dagu.

b. Tendangan Tusuk
Yakni tendangan yang lintasannya ke depan dengan kenaannya ujung jari-jari kaki dengan sasaran kemaluan dan ulu hati.

c. Tendangan Kepret
Yakni tendangan ke arah depan dan samping dengan kenaan punggung kaki, sasarannya kemaluan.

d. Tendangan Jejag
Yakni tendangan ke depan yang sifatnya mendorong ke sasaran dada dengan kenaannya telapak kaki penuh.

e. Tendangan Gajul
Yakni tendangan dengan kenaannya tumit dari arah bawah ke atas, dengan sasaran ulu hati dan dagu.

f. Tendangan T
Tendangan T, yakni serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
Tendangan T ada 3 macam yaitu :
# Tendangan T tumit
# Tendangan T Telapak Kaki
# Tendangan T Sisi Luar telapak Kaki

g. Tendangan Celorong
Yakni tendangan gejig dengan merebahkan badan dengan sasaran lutut dan kemaluan.

h. Tendangan Belakang
Yakni tendangan dengan menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke belakang tubuh (membelakangi lawan), dilaksanakan dengan melihat sasaran atau tanpa melihat, dengan sasaran seluruh bagian tubuh,

i. Tendangan Kuda
Yakni tendangan yang menggunakan dua kaki menutup atau membuka, lintasannya lurus ke belakang dengan sasaran seluruh bagian tubuh.

k. Tendangan Taji
Yakni tendangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai dengan kenaan tumit, lintasannya ke arah belakang dengan sasaran kemaluan.

l. Tendangan Sabit (Kepret)
Yakni tendangan yang lintasannya setengah lingkaran, kenaannya punggung telapak kaki dengan sasaran seluruh bagian tubuh.

m. Tendangan Sabit (Jejag)
Yakni tendangan yang lintasannya setengah lingkaran, kenaannya pangkal jari telapak kaki dengan sasaran seluruh bagian tubuh.

n. Tendangan Baling
Yakni tendangan melingkar ke arah luar dengan kenaannya tumit luar dan posisi tubuh berputar, dengan sasaran seluruh bagian tubuh.

o. Tendangan Setengah Baling
Yakni tendangan melingkar ke arah luar dengan kenaannya tumit luar dan posisi tubuh tidak berputar dengan sasaran seluruh bagian tubuh.

p. Hentak Bawah
Yakni serangan yang menggunakan telapak kaki menghadap keluar, yang dilaksanakan dengan posisi badan direbahkan, bertujuan untuk mematahkan persendian kaki.

q. Tendangan Gejig
Yakni serangan yang menggunak sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke samping ke arah persendian kaki/lutut,dengan tujuan mematahkan.

r. Sapuan Tegak
Yakni serangan menyapu kaki dengan kenaannya telapak kaki ke arah bawah mata kaki, lintasannya dari luar ke dalam bertujuan menjatuhkan lawan.

s. Sapuan Rebah (depan)
Yakni serangan dengan menyapu kaki lawan, sasaran betis bawah.

t. Sabetan
Yakni serangan menjatuhkan lawan dengan kenaan tulang kering ke sasaran betis dengan lintasan dari luar ke dalam.

u. Beset
Yakni serangan untuk menjatuhkan lawan dengan alat penyasar betis.

v. Dengkulan (lutut)
- Dengkulan Depan
Yakni serangan yang menggunakan lutut/dengkul sebagal alat penyerang, dengan sasaran kemaluan, dada dan pinggang belakang.
- Dengkulan Samping Dalam
Yaitu dengkulan dengan lintasan seperti busur dari luar ke dalam,
dengan sasaran ke arah dada.
- Dengkulan Samping Luar
Yakni dengkulan dengan lintasannya dari dalam ke luar dengan sasaran perut atau pinggang.

w. Guntingan
Yakni teknik menjatuhkan lawan yang dilaksanakan dengan menjepitkan ke dua tungkai kaki pada sasasan leher, pinggang atau tungkal lawan sehingga lawan jatuh.
Guntingan terdiri dari:
- Guntingan luar
- Guntingan dalam

3. Serangan Dengan Anggota Tubuh Lainnya
a. Tabrak
Yakni serangan jarak dekat yang menggunakan bahu dan badan sebagai alat penyerang.

I. KUNCIAN
Adalah suatu teknik untuk menguasai lawan atau membuat lawan tidak berdaya. Baik dengan menggunakan kaki, tangan ataupun anggota badan lainnya yang biasanya diawali dengan teknik tangkapan. Sasaran kuncian adalah seluruh bagian badan lawan yang merupakan celah kelengahannya. Misalnya leher, lengan, kaki, bahu dan lainnya.

J. BANTINGAN
Bantingan, adalah teknik menjatuhkan dengan mengangkat anggota tubuh lawan, yang diawali dengan teknik tangkapan atau kuncian.